Tuesday, April 4, 2017

Perjalanan Nekat Ke Perbatasan Indonesia Malaysia

Perbatasan Indonesia Malaysia

Liburan bersama teman-teman adalah hal yang sangat menyenangkan, apalagi jumlah anggota yang ikut lebih ramai. Berawal dari ajakan salah satu teman kampus untuk berkunjung kedaerahnya yang berada di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas. Ajakan tersebut sontak menjadi pembicaraan yang hangat dan mendapat persetujuan dari teman-teman. Tidak tanggung-tanggung, perjalanan liburan tersebut ditetapkan pada hari jumat, tiga hari setelah hari disaat perencanaan.

Pantai Temajuk

Satu hari sebelum keberangkatan, keributan di grup media sosial pun tidak bisa dihindarkan. Separuh dari teman-teman yang akan liburan bersama-sama mendadak memutuskan tidak bisa ikut. Berbagai alasan dilontarkan untuk mendukung keputusan mengapa tidak bisa bergabung. Mulai dari tidak diizinkan orang tua, ada acara keluarga, lagi kurang sehat, perjalanan terlalu jauh, musim hujan, besok masih kuliah dan lain-lainnya menjadi senjata agar tidak disalahkan.

Sebenarnya, melihat keadaan memang tidak memungkinkan untuk melakukan liburan, apalagi perjalanan yang ditempuh jauh. Keadaan hujan yang sering terjadi akhir-akhir ini dan belum lagi kalau besok masih ada mata kuliah seharusnya juga mesti menjadi pertimbangan. Namun dikarenakan perjalanan tersebut sudah disepakati bersama, kami pun harus nekat meninggalkan mata kuliah dan siap menerima resiko yang akan terjadi.

Do'a bersama ketika berangkat

Liburan pun dilaksanakan. Lokasi tujuan yang akan menjadi kunjungan utama adalah Pantai Temajuk yang terletak di Kabupaten Sambas dan berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia. Perjalanan kami dimulai dari Kota Pontianak dengan menggunakan kendaraan beroda dua.

Didalam perjalanan kami harus saling menunggu dan tidak ada saling mendahului untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Ketika sampai di Kota Singkawang, kami memutuskan untuk berhenti sekaligus mengisi kampung tengah yang sudah mulai tidak bersahabat. Perjalanan kami lanjutkan kembali dan berhenti didaerah Pemangkat untuk melaksanakan sholat jumat.

Memasuki daerah Sambas, sesekali terlihat gapura wisata dipinggiran jalan. Seperti wisata Tanjung Batu, Danau Sebedang dan Tugu Jeruk Sambas yang merupakan jeruk andalan Kalbar. Cuaca yang semulanya panas mendadak menjadi hujan dan mengakibatkan kami berhenti sejenak untuk menggunakan jas hujan. Hujan bukanlah alasan kami untuk tidak melanjutkan perjalanan. Rasanya belum lama perjalanan kami, tiba-tiba cuaca berubah menjadi panas kembali. Mungkin ini yang dinamakan hujan lokal, hanya titik tertentu saja yang dituruni hujan. Lagi-lagi kami harus berhenti melepaskan jas hujan kami.

Rasanya kurang sah jika berkunjung ke Sambas kalau tidak mampir ke Keraton Sambas. Kami pun menyempatka diri sekaligus istirahat sejenak untuk memulihkan tenaga. Keraton yang terletak di tiga simpang sungai ini adalah bukti sejarah tentang keberadaannya Sambas dan banyak memiliki peninggalan sejarah. Ketika berkunjung kesini, selain hanya melihat peninggalan kerajaan tetapi kita juga bisa bertanya seputar Keraton Sambas.

Keraton Sambas

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 15.00 Wib. Kami pun harus melanjutkan perjalanan kembali. Perjalanan kali ini lebih terasa susahnya. Jalan yang semulanya beraspal mulus kini mulai tergantikan dengan jalan yang banyak lubang. Selain melalui jalan daratan yang panjang, kami juga harus melewati penyeberangan. 

Penyebarangan pertama kami adalah melewati Sungai Sambas dengan menggunakan kapal ferri. Rasanya kurang pas kalau hanya berdiam saja hingga sampai diseberang. Akhirnya kami memutuskan untuk secara diam-diam untuk naik diatas dek kapal. Ternyata pemandangan disini sangat bagus untuk dinikmati. Dari atas ini kami lebih leluasa untuk melihat panjangnya Sungai Sambas dengan tepian yang masih lebat pepohonan. Disisi lain, kesibukkan masyarakat dan lalu lalangnya transportasi air yang masih tradisional juga menambah keunikan tersendiri.

Penyeberangan Sungai Sambas

Semakin jauh menyusuri perjalanan, semakin terasa keagungan Sang Pencipta alam semesta. hamparan ladang padi yang menghijau dan diterpa jingganya langit ketika senja, menjadikan perjalanan kami semakin penuh makna. Sebuah makna dari persahabatan yang penuh akan kebersamaan. Perjalanan kami hentikan di Desa Sebubus dan menginap dirumah teman yang menjadi pemandu perjalanan ini. Disini kami habiskan waktu untuk bersenda gurau sekaligus memulihkan tenaga kami untuk perjalanan besok.

***

'Selamat pagi Paloh". Status pertama di pagi ini. Rasanya kurang afdol jika belum memberikan kabar terhangat di facebook. Aku dan yang lainnya pun ditandai dari status tersebut, bukti bahwa kami sekarang berada jauh dari ibu kota provinsi. Kami sangat bersyukur dengan adanya sinyal telepon seluler disini. Walaupun berada jauh dari perkotaan, tetapi masih bisa dijangkau.

Saatnya berangkat. Lagi-lagi setelah perjalanan yang cukup lama, kami diharuskan untuk menyeberangi sungai lagi. Berbeda dengan penyeberangan di Sungai Sambas, kali ini kami harus menyeberangi sungai dengan perahu (tidak pakai dayung, tetapi sudah menggunakan mesin). Untuk ukurannya jangan ditanyakan lagi, pastinya lebih kecil dari penyeberangan sebelumnya.

Menurut cerita teman, ketika menyeberang disungai ini tidak boleh berbicara yang sembarangan. Katanya disungai ini dihuni oleh makhluk yang tidak kasat mata atau merupakan penjaganya. Pernah kejadian, buaya tiba-tiba muncul kepermukaan ketika penumpang menyebut namanya. Tidak bisa dibayangkan jika disaat menyeberang diiringi oleh buaya.

Penyeberangan Sungai Sumpit

Setelah dua kali penyeberangan, akhirnya semua rombongan tiba diseberang dengan selamat, hehehe. Jalan yang kami lalui sekarang adalah jalan dengan timbunan tanah kuning. Sebenarnya ada jalan lain, yaitu jalur pantai. Namun jalan tersebut hanya bisa dilalui ketika air laut sedang surut.

Baru saja memulai perjalanan, hembusan hujan berserta angin memaksa perjalanan kami harus dihentikan. Berteduh diwarung sekaligus menikmati segelas kopi panas adalah pilihan yang tepat. Setelah menunggu dengan waktu yang cukup lama, akahirnya hujan yang semulanya lebat berubah menjadi gerimis. Kami pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jas hujan yang telah dibawa.

Akibat hujan yang lebat, membuat jalan terasa sangat licin. Belum lagi jalan-jalan yang berlubang serta berlumpur tentunya menghambat motor kami untuk melaju kencang. Hujan lebat kembali turun yang seakan-akan mempermainkan perjalanan kami. Jangkauan jarak pandang mata kami pun terhadap jalan semakin berkurang. Satu dua motor dari kami tumbang diatas jalan yang licin dan berlubang.

Karena hujan lebat yang berkepanjangan, membuat tubuh kami terasa dingin walaupun sudah menggunakan jas hujan. Bahkan sebagian dari pakaian kami dan barang bawaan kami tidak luput terkena air hujan. Ini adalah resiko yang harus kami terima karena liburan disaat yang tidak tepat, yaitu musim hujan.


Keajaiban tiba ketika kami akan sampai di Tugu Garuda. Hujan perlahan-lahan reda meskipun dengan suasana awan yang masih mendung. Kami merasa sangat beruntung karena dengan cuaca yang mendukung akan memudahkan kami untuk menikmati dan mengabadikan momen di Tugu Garuda ini. Tanpa membuang-buang waktu, kami semuanya pun langsung melepaskan jas hujan dan mengambil posisi yang pas untuk berfoto. Karena serunya berfoto-foto, membuat kami terlengah akan hadirnya awan hitam pekat yang menghampiri. Sontak semuanya kembali ke motor masing-masing dan menggunakan kembali jas hujan.

Tugu Garuda

Perjalanan kami pun kembali dilanda hujan. Hujan kali ini rasanya jauh lebih deras dibandingkan dengan yang sebelumnya. Beberapa bahan makanan jatuh ketanah akibat kardus yang digunakan sudah tidak sanggup untuk menahannya. Hal yang tidak diinginkanpun terjadi pada kendaraan anggota kami. Akibat adanya motor mogok tersebut mengharuskan kami untuk berhenti kembali dengan waktu yang cukup lama.

Panorama Camar Bulan diujung dermaga

Akhirnya kami sampai ditujuan utama kami. Hujan lebat yang barusan terjadi ternyata tidak bertahan lama. Raut wajah teman-teman terlihat cerah dibandingkan sebelumnya yang hanya terlihat pucat akibat berada lama dibawah guyuran hujan. Setelah menyimpan barang perlengkapan, kamipun langsung menuju ke Pantai Temajuk yang berada tidak jauh dari penginapan.

Hamparan pasir yang halus dan jernihnya air laut membuat kami betah untuk berlama-lama disini. Karena yang berada dipantai ini hanya kami saja, rasanya pantai ini adalah milik kami. Setelah puas bermain dipantai, satu persatu diantara kami bergegas untuk pulang ke penginapan. Perjalanan selanjutnya adalah ke Telok Melano, tempat wisata yang berada di negara Malaysia.

Media Sosial yang digunakan:


EmoticonEmoticon