Saturday, December 28, 2019

Mitos Gerhana Matahari


Matahari sudah diatas kepala. Suara adzan yang saling berkumandang pun sudah lama berhenti. Itu pertanda waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB. Bisa kurang atau bisa saja lebih.

Dibawah pondok sederhana yang beratapkan terpal biru saya terbaring. Sambil memandang keatas, menghitung buah durian yang masih bergantung diatas pohon. Ya, sekarang lagi musimnya buah durian. Meskipun buahnya tidak banyak seperti musim kemarin, tetapi cukuplah untuk makan sekeluarga.

Cuaca yang gerah memang tepat dibawa bersantai. Terbaring, sambil berharap angin sepoi-sepoi datang menghampiri. Apalagi suasananya tentram, jauh dari kebisingan. Meskipun sekali-kali terdengar bunyi suara tokek dan burung pelatuk yang sedang melobangi pohon.

Karena waktunya yang sudah siang membuat mata terasa kantuk. Apalagi saat itu hanya sendirian, tidak ada teman yang bisa diajak berbincang. Alhasil, dalam hitungan menit saya pun terlelap dalam mimpi.

Gedebuk.

Suara durian jatuh membuat saya terbangun. Cuaca saat itu terlihat mendung, sehingga sempat berpikir kalau sebentar lagi akan turun hujan. Tanpa buang waktu, saya pun lekas mencari buah durian sebelum tetes air jatuh kebumi.

Tidak lama kemudian langit tampak semakin gelap. Kebun yang dipenuhi pepohonan rindang terlihat layaknya akan malam. Burung-burung dan binatang lainnya pun enggan untuk bersuara, seakan-akan ada yang mereka takuti.

Saya pun mempercepat langkah menuju pondok. Berbagai pikiran yang macam-macam mulai menghantui kepala. 'Bagaimana jika ada badai datang dan merobohkan pohon-pohon yang ada disekitar pondok. Ini tentunya sangat berbahaya.' 

Syukurlah saat itu saya langsung teringat dengan beredarnya berita bahwa akan ada gerhana matahari cincin atau disingkat GMC. Gerhana matahari cincin adalah dimana bulan menutupi matahari dan hanya menampakkan pinggirannya saja. Pinggiran matahari yang masih terlihat tersebut akan tampak seperti cincin yang bercahaya. Semoga bisa dipahami, dari saya yang anak kampung.

Berbicara mengenai gerhana matahari, masyarakat dikampung saya memiliki cerita yang menarik untuk dibagikan. Cerita tersebut boleh dipercaya dan boleh juga tidak. Intinya sebuah cerita hadir ditengah masyarakat untuk memberikan hiburan, sebagai pengingat, atau yang lainnya.

Pertama adalah tentang si naga dan matahari. Cerita tersebut sering saya dengarkan ketika masih kecil dan menjadi hal yang menarik untuk dibahas saat itu.

Ketika gerhana matahari tiba, maka alam akan terlihat gelap. Matahari yang tadinya bersinar menerangi bumi seketika akan hilang. Orang-orang kampung mengatakan kalau matahari tersebut telah ditelan oleh naga. Makhluk yang besar penghuni luar angkasa.

Orang-orang dewasa saat itu tahu bahwa cerita tersebut hanyalah mitos. Namun mereka sangat senang menceritakannya kepada kami. Apalagi ada yang bertanya, makin bertambah pula bual yang dikatakan.

Tidak bisa dibayangkan keadaan bumi tanpa matahari. Yang pasti, alam akan selalu terlihat gelap.

Kami pun harus membuat keributan agar naga  tersebut merasa terganggu dan mengeluarkan kembali matahari. Seperti memukul tiang listrik, pohon-pohon dan yang lainnya. Bisa dibayangkan bagaimana ributnya kampung kami ketika ada gerhana matahari saat itu.

Yang kedua adalah tentang si pohon buah. Memukul-mukul pohon ternyata tidak hanya untuk mengeluarkan matahari dari perut si naga, tetapi juga dipercaya bisa memperbanyak buahnya.

Sampai saat ini, sebagian orang masih percaya bahwa dengan memukuli pohon ketika gerhana berlangsung maka akan menambah jumlah buah. Pohon dengan buah yang biasanya sedikit akan lebih banyak diperiode berikutnya.

Saya sempat bertanya, 'memangya apa hubungannya antara memukul pohon dengan semakin banyaknya buah?'

Jawabanya adalah, karena memukul pohon itu bisa memberikan semangat kepada si pohon untuk berbuah. Sesimpel itu saja jawabannya.  Silahkan anda menilainya sendiri.

Hal yang harus diketahui juga, ternyata cerita si naga diatas hanyalah akal-akalan saja agar kami semangat untuk memukul pohon. Kepolosan kami dimanfaatkan untuk kepentingan mereka. Sungguh terlalu.

Ketiga adalah tentang si babak. Babak yang dimaksud disini bukan berkaitan dengan permainan olahraga atau drama, melainkan babak yang ada dikulit. Tapi bukan juga babak belur.

Menurut KBBI, babak adalah lecet pada kulit. Babak biasanya berwarna merah dan didapati ketika lahir. Orang-orang juga biasa menyebutnya sebagai tanda lahir. Babak ini tidak hanya terdapat diselangkangan atau badan saja, melainkan juga bisa mengenai wajah.

Oleh karena itu, menurut kepercayaan setempat bahwa seseorang yang sedang hamil tidak boleh berada diluar rumah ketika gerhana berlangsung. Baik itu gerhana matahari ataupun gerhana bulan. Jika hal tersebut dikanggar, makan anak yang lahir akan punya babak.

Kurang lebih hanya itulah yang dapat saya bagikan. Setiap tempat itu memiliki cerita dan budaya yang menarik untuk diketahui. Terlepas dari mitos atau tidak, setidaknya kita harus menghargai apa yang mereka yakini.

Ayo, hal menarik apa ditempatmu ketika ada gerhana matahari?

Media Sosial yang digunakan:


EmoticonEmoticon