Thursday, October 25, 2018

Kayoh Kuali, Lomba Balapan di Air yang Sangat Menarik


Siapa yang tidak kenal dengan kuali, alat yang biasanya digunakan untuk menggoreng atau memasak makanan. Saya yakin semuanya pada tahu. Namun bagaimana jika kuali tersebut digunakan sebagai alat perlombaan. Tapi perlombaannya buka masak-masak, melainkan lomba balapan didalam air. Penasarankan? Begitu jugalah yang saya rasakan sebelumnya.

Sebelumnya, saya ingin mengucapkan selamat dulu kepada Kota Pontianak yang saat ini sedang berulang tahun. Tepatnya yang ke-247. Semoga Kota Pontianak semakin maju dan rakyatnya semakin sejahtera. Karena ulang tahun Kota Pontianak ini jugalah, banyak acara dan festival yang hadir. Termasuk perlombaab kayoh kuali ini. Makaseh belonggok buat Kote Pontianak.

Sama seperti yang lainnya, saya sendiri juga merasa penasaran mengenai perlombaan kayoh kuali ini. Karena rasa penasaran itulah yang membuat saya hadir untuk menyaksikannya secara langsung. Meskipun saat itu sudah datang cukup awal, namun tetap saja kalah start dengan para pengunjung yang lainnya. Para pengunjung tidak hanya memenuhi pinggiran sungai, namun juga jembatan disekitar lokasi tersebut

Sebagai informasi, kayoh berasal dari bahasa Melayu Pontianak yang berarti dayung atau mendayung. Perlombaan ini diselenggarakan oleh komunitas Sayang Pontianak  dalam rangka memperingati hari jadi Kota Pontianak. Untuk lokasi pelaksanaannya berada di sungai Jawi, tepatnya di Pal III Jalan H. Rais A. Rahman. Untuk sekarang, perlombaan ini hanya diperuntukkan anak-anak tingkat sekolah dasar. Mungkin tahun depan bisa diadakan untuk tingkat dewasa kali ie, atau khusus untuk emak-emak. Pastinya akan lebih seru dan ukuran kualinya pun mesti lebih besar. Hehehe.

Karena ramainya pengunjung yang sudah datang tentunya akan sulit untuk mencari posisi yang pas menyaksikan perlombaan. Belum lagi para pengunjung didepan yang memiliki postur tubuh yang tinggi, pastinya tidak akan terlihat. Namun rejeki memang tidak akan lemari kemana. Dua orang didepan saya beranjak pergi. Tanpa menunggu lama saya pun langsung merengsek kedepan meskipun harus duduk berhimpitan dengan anak-anak kecil.

Awalnya terasa sedikit aneh ketika duduk  bersama anak-anak. Apalagi dilihat oleh orang-orang yang ada diseberang sungai. Rasanya seperti tetesan tinta diatas hamparan kertas putih. Tapi sudahlah, demi menyaksikan lebih dekat apapun resikonya harus diterima.

Perlombaan pun segera dimulai. Terlihat tiga kuali yang berukuran besar diturunkan diatas air. Tiga para peserta yang akan bertanding juga sudah terlihat diatas kubus apung. Demi keamanan, para panitia juga memakaikan jaket pelampung kepada setiap peserta. Selain itu, disekitar lokasi perlombaan juga terdapat panitia yang menggunakan kano untuk berjaga-jaga.

Balapan dengan menggunakan kuali tenyata tidak semudah yang dibayangkan. Perlu ketenangan ketika menaikinya, agar tidak oleng dan mengakibatkan masuknya air. Hal ini dibuktikan oleh beberapa peserta yang terlihat sulit dalam menaikinya, meskipun telah dibantu oleh panitia. Alhasil, kuali selalu tenggelam sebelum perlombaan dimulai. Balapan kuali ini akan dimulai ketika semua peserta sudah berada didalam kuali.

Suara pengunjung semakin riuh ketika perlombaan kayoh kualinya dimulai. Sesekali juga terdengar suara teriakan yang sedang memberikan semangat pada jagoannya. Diatas air, tiga pembalap sedang mengerahkan seluruh kekuatan, mengayuhkan kedua tangannya agar kuali melaju kencang ke garis finish. 

Lagi-lagi balapan ini tidak semudah yang dibayangkan. Baru saja 5-6 kali kayuh, kuali salah satu peserta sudah dimasuki oleh air dan tenggelam sebelum sampai ditujuan. Salah satu peserta juga terlihat payah, bukannya kuali melaju kedepan malahan yang ada kualinya berputar-putar. Kejadian ini tentu saja membuat para penonton tertawa terbahak-bahak. 


Tidak hanya itu, kejadian sangat lucu juga dialami oleh salah satu peserta lomba. Ukuran tubuhnya lebih kecil dibandingkan dengan peserta yang lain. Perkiraan saya usianya sekitar 7-8 tahun. Diantara peserta yang lainnya, adik yang satu ini sangat mudah ketika menaiki kuali. Tapi itu wajar, kan adiknya memiliki bobot tubuh yang ringan.

Balapan pun dimulai. Teriakan semangat dari para pengunjung mengalir deras untuk si adik ini. Dua lawannya telah merengsek maju kedepan. Namun berbeda jauh dengan si adik kecil, yang masih berada ditempat dan bersusah payah mengulurkan tangan agar menyentuh air (tangan adiknya tidak sampai keair). Kejadian ini lantas membuat para pengunjung tertawa dan banyak yang mengabadikannya melalui kamera. Meskipun begitu, Si adik kecil tetap terus berjuang walaupun pada akhirnya oleng dan tenggelam. Pokoknya dua jempol dah buat si adik yang telah berusaha.

Perlombaan ini memang tidak berlangsung lama. Kurang lebih satu jam. Namun keseruan perlombaan ini telah berhasil menghibur masyarakat Kota Pontianak dan sekitarnya.

Tapi bukan hanya hiburan dan keseruan saja yang diperoleh dengan adanya perlombaan ini. Melainkan banyak hal menarik yang bisa dijadikan pelajaran. Pelajaran yang bisa diambil dalam permainan ini adalah kerja keras, ketenangan dan sportivitas. Kerja keras tercermin dari bagaimana para peserta berusaha untuk sampai di garis finish. Ketenangan tercermin dari bagaimana para peserta harus tetap sabar agar kuali tetap seimbang dan tidak terlalu tergesa-gesa meskipun peserta lain telah berada didepan. Sportivitas tercermin dari sikap pemain yang tidak berbuat curang dan mau menerima kekalahan dengan lapang dada. Itu menurut saya, dan pastinya banyak lagi nilai positif yang bisa diambil

Harapan kedepannya, semoga perlombaan ini bisa hadir kembali untuk menghibur masayarakat. Dan semoga dengan menyaksikan perlombaaan ini kita akan semakin sadar betapa pentingnya sungai dalam kehidupan kita. Jadi jangan nak buang sampah sembarangan agik ie...







Media Sosial yang digunakan:


EmoticonEmoticon