Tuesday, April 3, 2018

Pesona Kulminasi Matahari Di Kota Pontianak


Pesona Kulminasi Matahari di Kota Pontianak. Kota Pontianak merupakan ibu kota Kalimantan Barat. Kota yang dilalui oleh sungai terpanjang di indonesia ini, tidak hanya terkenal akan cerita mistisnya saja, namun juga dikenal sebagai Kota Khatulistiwa. Dijuluki sebagai Kota Khatulistiwa dikarenakan Kota Pontianak dilalui oleh garis khatulistiwa yang memisahkan antara belahan bumi bagian selatan dan belahan bumi bagian utara. Tidak heran jika cuaca di Kota Pontianak akan terasa lebih panas dibandingkan dengan daerah yang lainnya.

Karena merupakan Kota Khatulistiwa, disebelah utara Kota Pontianak telah berdiri sebuah Tugu Khatulistiwa. Pendirian tugu tersebut pertama kali dilakukan oleh alhi geografi berkebangsaan Belanda pada tahun 1928 untuk menentukan titik 0 equator atau garis khatulistiwa. Semulanya simbol tersebut hanya berupa toggak dan anak panah, kemudian pada tahun 1930 disempurnakan dengan menambahkan lingkaran.

Dilalui oleh garis khatulistiwa, menjadikan Kota Pontianak sangat menarik untuk dikunjungi. Karena letaknya yang tepat digaris khatulistiwa itulah bererapa fenomena alam yang unik terjadi.  Salah satu fenomena alam yang bisa disaksikan adalah terjadinya kulminasi matahari. Lalu, apakah sebenarnya kulminasi matahari itu?

Kulminasi matahari adalah dimana posisi matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itulah matahari akan berada tepat diatas kepala dan akan menghilangkan semua bayangan yang ada disekitarnya dalam beberapa detik. Peristiwa kulminasi matahari terjadi sebanyak dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Untuk waktunya berada diantara pukul 11.49-11.50 WIB.

Untuk meperkenalkan fenomena alam yang sangat menarik tersebut, pemerintah Kota Pontianak selalu mengadakan even untuk merayakannya. Perayaan tersebut dikemas sedemikian menariknya dengan menyajikan berbagai pertunjukan kesenian. Perayaan kulminasi matahari tersebut tidak hanya berhasil  menarik perhatian wisatawan lokal saja, namun juga wisatawan mancanegara.

Meskipun telah lama berada di Kota Pontianak, namun bagi saya mengunjungi Tugu Khatulistiwa disaat perayaan kulminasi matahari adalah pertama kali. Sebelumnya pernah datang, namun bukan disaat yang tepat seperti ini. Sekedar info, kegiatan kulminasi matahari biasanya akan dimulai pada pukul 10.00 wib. Sambil menunggu acara puncaknya (11.45-11.50 wib), pengunjung akan dihibur dengan berbagai pertunjukan kesenian. Seperti tarian dari tiga etnis dari Melayu, Dayak dan Tionghoa.

Jarak dari pusat Kota Pontianak ke Tugu Khatulistiwa tidaklah terlalu jauh, yaitu hanya 12,3 km atau waktu tempuh kurang lebih 26 menit. Itu pun jika melewati jembatan tol yang mengharuskan sedikit memutar. Namun jika menyeberang dengan menggunakan kapal feri tentunya jarak tempuh akan lebih singkat.

Peta Menuju Tugu Khatulistiwa dari arah pusat Kota Pontianak

Berhubung saya datang disaat pukul 12.20, tentunya kejadian kulminasi matahari telah saya lewatkan. Begitu juga tarian multi etnis yang melambangkan keberagaman Kota Pontianak tentunya telah usai. Walaupun begitu, kemeriahan kulminasi matahari dapat saya rasakan dari pertunjukan kesenian yang ditampilkan selanjutnya.

Berikut keseruan yang masih bisa saya rasakan ketika datang disini. 

Payung Warna-Warni
Hal pertama yang menarik perhatian kami ketika memasuki kawasan Tugu Khatulistiwa adalah payung warna-warni. Payung warna-warni tersebut digantung disepanjang kawasan monumen Tugu Khatulistiwa. Hadirnya payung warna-warni tentunya menambah kesan yang sangat menarik ketika mengambil gambar. Tidak heran banyak pengunjung yang mengabadikan momennya diantara payung-payung yang bergantung.

Tidak hanya warna-warni payung saja, namun juga terlihat tudung kepala khas petani Kalbar yang di cat berbagai warna. Tudung kepala tersebut digantung layaknya hiasan dinding. Selain itu terlihat juga manggar yang biasanya selalu hadir di acara pernikahan dan ulang tahun Kota Pontianak.

Terlihat sangat fokus ketika mengambil gambarnya

Terlihat beberapa pengunjung yang mengabadikan momennya ketika datang disini

Robot Kuntilanak
Hal yang juga sangat menarik  adalah hadirnya robot kuntilanak. Robot kuntilanak yang diidentik dengan pakaian putih, berambut panjang dan muka yang mengerikan ini menjadi salah satu daya tarik pengunjung untuk datang. Meskipun memiliki wajah yang seram, mbak Kunti ini tetap banyak dikerumuni oleh para pengunjung untuk dimintai foto bareng.

Jika para remaja dan orang dewasa berebutan untuk berfoto, maka berbeda dengan anak-anak kecil yang ragu-ragu untuk menghampirinya. Hal yang sangat lucu adalah ketika robot kuntilanak tersebut mengejar anak-anak kecil yang sedang lewat atau ingin menghampirinya. Robot ini tentunya dikendalikan oleh pemiliknya melalui remot.

Mbak Kunti diajak foto sama para penggemar

Mbak Kunti lagi main kejar-kejaran sama anak-anak

Pesawat Tanpa Awak 
Walaupun tidak menyaksikannya dari awal, namun kami sempat menonton penerbangan pesawat tanpa awak disaat detik-detik akan diturunkan. Penerbangan pesawat tanpa awak ini tentunya juga menarik perhatian pengunjung yang datang. Diketahui bahwa pesawat tanpa awak tersebut berbahan bakar tenaga surya. Wuih, sangat menarik ini.

Pesawat tanpa awak

Menyaksikan Peragaan Benda Angkasa di Planetarium Mini
Salah satu hal yang juga sangat menarik adalah hadirnya planetarium mini. Planetarium sendiri adalah tempat untuk memperagakan bagaimana susunan bintang-bintang dan pergerakan benda-benda lainnya yang ada diluar angkasa. Meskipun ukuran planetariumnya dalam bentuk mini, tapi setidaknya bisa membuat para pengunjung merasa puas dengan informasi yang diperoleh.

Planetarium tampak dari luar
Awalnya sempat ragu-ragu untuk mendekati area ini. Karena dikira tempat ini hanya dikhususkan untuk anak-anak sekolah. Namun setelah melihat bapak-bapak  juga ada yang ikut mengantri, saya dan teman pun langsung bergegas menghampiri lokasi tersebut. Ternyata planetarium ini terbuka untuk segala usia, walaupun kenyataannya memang banyak dipenuhi anak-anak sekolah. Untuk masuk disini pun kita dikenakan biaya cuma-cuma alias gratis.

Di dalam planetarium mini yang berbentuk kubah ini, pengunjung akan diinstruksikan untuk berbaring. Hal ini dikarenakan agar kita lebih bisa menikmati dan menghindari cidera leher akibat selalu mendongak ke atas. Setelah proyektor dihidupkan, perlahan-lahan kubah yang ada diatas kepala dipenuhi bintang-bintang dan benda luar angkasa yang lainnya. Penanyangan ini semakin menarik ketika seorang narator menjelaskan disetiap perubahan tampilan

Mendirikan Telur
Melihat telur melayang atau terbang itu sudah biasa (tinggal dilempar saja, telurnya sudah terbang). Namun bagaimana jika melihat sebuah telur bisa berdiri? Semua itu bisa dilakukan diarea Tugu Khatulistiwa ini.

Ketika datang ke Tugu Khatulistiwa, tentunya mendirikan telur sudah menjadi hal yang wajib untuk dilakukan. Untuk para pengunjung tentunya tidak perlu repot-repot untuk membawa telur, karena pihak panitia telah menyediakannya. Selamat mencoba...

Telur yang bisa berdiri

Berfoto Bareng Ular
Selain hal diatas, disini juga ada kegiatan yang cukup ekstrim untuk dilakukan. Yaitu berfoto bareng ular dengan ukuran yang lumayan besar. Tapi tenang saja, ular yang didatangkan adalah ular yang baik-baik. Ularnya tidak doyan sama daging manusia, doyannnya cuma sama daging tikus saja. hehehe.

Foto bareng ular secara gratis

Lincahnya Atraksi Barongsai
Hadirnya barongsai juga menambah kemeriahan perayaan kulminasi matahari di Kota Pontianak. Barongsai sendiri merupakan tarian tradisional masyarakat Tionghoa dengan menggunakan kostum yang menyerupai singa. Untuk satu kostum atau satu singa dimainkan oleh dua orang.

Dengan atraksi yang lincah, barongsai tersebut menari-nari layaknya seekor singa. Tidak jarang juga barongsai tersebut tampil dengan atraksi berdiri yang mengundang rasa kagum dan tepuk tangan para penonton. Dan yang lebih seru lagi, ketika barongsai tersebut membagi-bagikan buah jeruk dengan cara melempar melalui mulutnya

Barongsai dan pengiring musik diawal pertunjukkan


Atraksi barongsai yang sedang berdiri

Atraksi Kuda Lumping
Semakin sore, suasana di Tugu Khatulistiwa semakin menyerukan dan ramai didatangi oleh para pengunjung. Pada saat itulah, penampilan dari kuda lumping yang dimainkan oleh para wanita dan lelaki menunjukkan kehebohan pertunjukannya. Tidak heran, jika banyak penonton yang menyaksikannya hingga selesai. Namun sayang, saya tidak bisa mengambil gambar pertunjukkan dikarenak handphone yang sudah mati.

Sumber gambar: delikkalbar.com
Selain menyaksikan keseruan diatas, pengunjung juga bisa bersantai ditepian Sungai Kapuas, menyusuri Sungai Kapuas dengan menggunakan kapal bandong, hingga menyantap kuliner. Disini juga tersedia Musholla yang bisa digunakan umat muslim untuk beribadah.

Media Sosial yang digunakan:


EmoticonEmoticon