Thursday, January 11, 2018

Pantai Pandawa dengan Gradasi Laut Tiga Warna


Hari kedua berada dipulau Dewata. Jika hari pertama untuk menuju tempat wisata menggunakan mobil, kali ini lebih memilih untuk berkendaraan motor. Selain dikarenakan ingin mengirit biaya, tempat wisata yang dituju pun tidak terlalu jauh dari penginapan. Alias masih mudah untuk dijangkau.

Untuk menyewa motor di Bali tentunya tidak perlu dikhawatirkan lagi. Karena semuanya sudah lengkap, baik itu surat kendaran maupun fasilitas berkendaraan yang lainnya. Namun ada satu hal yang membuat kami sedikit tidak enak dengan penyewaan yang satu ini. Yaitu ukuran helemnya yang rata-rata berukuran besar dari ukuran kepala kami. Akibatnya helm yang digunakan akan goyang-goyang ketika sepeda motor melaju dijalan raya. 

Saya jadi tahu mengapa ukuran helem yang disediakan di Bali rata-rata berukuran besar. Hal ini tentu saja dikarenakan menyesuaikan dengan para bule yang umumnya memiliki ukuran kepala yang besar. Kira-kira begitulah menurut analisa saya.

Karena kami tidak mempunyai pemandu wisata, alhasil kami harus melihat peta melalui penerawangan mbah google. Selain itu kadang-kadang juga bertanya dengan masyarakat setempat.


Setelah beberapa kali berhenti, akhirnya kami sampai ditempat tujuan wisata pertama kami. Yaitu Pantai Pandawa. Didepan kami sudah terllihat jalan yang diapit oleh bukit. Jalan ini pun sebenarnya dibuat dari hasil pengerukan dari bukit itu sendiri. Dari area jalan inilah kita bisa menyaksikan bagaimana keindahan Pantai Pandawa dari atas. Sungguh menakjubkan.

Berbicara tentang Pantai Pandawa tentunya tidak kalah menarik dengan pantai lainnya yang ada di Bali. Pantai ini disebut juga dengan secret beach karena memang letak pantainya yang berada di balik perbukitan, alias tersembunyi. Sebenarnya nama asli pantai ini adalah Pantai Dukuh yang merupakan nama desa tempat pantai ini berada. Sebelumnya pun pantai ini merupakan tempat nelayan untuk membudidayakan dan menjemur rumput laut.

Ketika kami mebelokkan kendaraan motor kami untuk turun ke area pantai, kami sempat kagum dengan adanya patung-patung yang berada di ceruk tebing perbukitan. Jumlahnya ada enam patung. Patung-patung tersebut adalah merupakan patung Pandawa dan Kunti yang merupakan cikal bakal dari nama Pantai Pandawa ini.


Karena sudah terlanjur kagum dengan patung ini, kami pun berhenti dulu diarea ini. Waktu yang dihabiskan diarea ini pun cukup lama. Selain ingin mengabadikan momen denga view patung Pandawa, diatas ini juga kita leluasa untuk menikmati keindahan Pantai Pandawa. Setelah puas duduk bersantai di anak tangga patung dan jepretan foto sudah banyak, barulah kami semua turun menuju area pantai.

Keindahan pantai Pandawa semakin terasa ketika kami turun. Hamparan pasir putih yang halus dan birunya air laut semakin jelas. Warna air laut yang memilki gradasi tiga warna benar-benar menambah keindahan pantai ini.

Waktu menunjukkan jam 10 lewat. Matahari pun semakin naik dan memancarkan panas yang semakin ekstra. Keadaan cuaca panas disini tidak ada bedanya dengan kampung halaman kami, Pontianak. Yang terkenal sebagai Kota Khatulistiwa.

Kami pun menuju sebuah warung untuk memesan minuman yang bisa menyegarkan tenggorokan. Karena berada di daerah pantai, rasanya sangat cocok jika memesan air kelapa sebagai pelepas dahaga.

Baru saja kami duduk di atas kursi santai yang lengkap dengan payung, tiba-tiba seorang ibu datang menghampiri kami. Ternyata tempat yang kami duduki ini disewakan untuk para pengunjung. Saya lupa berapa harga satu kursi santainya tersebut. Yang pasti ibunya telah berbaik hati kepada kami karena telah menggratiskan satu set kursinya untuk kami bersantai (yang satunya lagi bayar).

Air kelapa yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tanpa menunggu lama air kelapa tersebut sudah dinikmati, dibawah teduhnya payung dan hembusan angin sepoi-sepoi. Hamparan pasir putih dan birunya laut yang luas benar memanjakan pemandangan kami. Apalagi pas kami datang disini pantainya terlihat sepi. Hanya ada kami dan segerombolan study tour. Rasanya pantai ini dalah milik kami.

Meskipun matahari sudah berada diatas kepala, rasanya sangat rugi jika tidak bermain di bibir pantai. Apalagi katanya pantai ini sering dijadikan sebagai tempat shooting FTV. Sebagian dari kami pun menelusuri bibir pantai tersebut dengan sentuhan air laut yang naik diatas pantai. Rasanya ingin cebur ke air. Namun karena masih ada tempat lain yang harus dikunjungi, membuat kami harus mengurungkan keinginan tersebut.

Pantai ini merupakan salah satu favorit saya ketika mengunjungi Bali. Namun sayang, disaat malam foto-foto yang telah diambil disini pada hilang semua. Yang tersisa hanya di facebook dan dari jepretan kamera handphone. Udah nasib... mau diapakan lagi.

Tuesday, January 9, 2018

Pantai Padang-Padang dan Gadis Korea



Bali memang tidak ada habisnya dalam hal menyajikan keindahan alam dan budayanya. Tinggal kita saja, apakah sanggup untuk mengeksplor setiap tempat wisata yang ada di tanah Dewata ini. Tidak hanya keindahan alam dan budayanya saja, Bali juga memiliki bermacam kuliner yang siap menggoyang lidah para penikmatnya. Mulai dari makanan tradisional khas Bali hingga makanan mancanegara semuanya ada disini. Dan yang tidak kalah penting adalah orangnya yang ramah-ramah.

Karena Bali merupakan salah satu tujuan wisata didunia, tidak heran lagi jika dimana-mana banyak dijumpai para bule. Entah itu bulenya sedang jalan-jalan, sedang nyantai di kafe, sedang berenang, sedang berjemur di pantai, sedang berbelanja,  ataupun sedang goyang dumang dijalanan. Hehehe, emangnya bule tau goyang dumang?

Berbicara tentang keindahan pantai yang ada di Bali, rasanya kurang lengkap jika tidak mengunjungi Pantai Padang-Padang. Pantai yang dihimpit oleh tebing tinggi membuat Pantai Padang-Padang ini tersembunyi dari khalayak ramai dan ukurannya pun tidak terlalu luas. Katanya juga nih, Pantai Padang-Padang ini semakin ramai didatangi turis semenjak film Eat Pray Love yang diperankan oleh Julia Robert melakukan shooting disini. Wuih...mantap!


Untuk masuk kepantai ini kita harus melewati sebuah lorong kecil (mirip seperti goa) dengan anak tangga. Tidak hanya yang ingin masuk, yang ingin keluar dari pantai Padang-Padang juga melalui lorong kecil ini. Jadi, mesti sedikit sabar menunggu giliran untuk melauinya. Apalagi jika berlawanan arah dengan bule yang bertubuh besar, bisa-bisa kita terimpit didalam lorong.

Setelah beberapa kali ngalah sama bule yang keluar dari Pantai Padang-Padang, akhirnya dapat kesempatan juga untuk kami. Sebelumnya saya pikir ini lorong suasananya gelap, tetapi nyatanya tidak. Mungkin dikarenakan ukuran lorongnya yang tidak terlalu panjang. Tidak perlu waktu lama, kami sudah tiba di mulut lorong.Untungnya lorong ini tidak membawa kami kedunia lain.

Hamparan pasir putih dan birunya air laut langsung menyambut kedatangan kami disaat keluar dari lorong. Ramainya pengunjung yang berseliweran pun menjadikan suasana pantai ini semakin hidup. Seperti yang saya katakan sebelumnya, rata-rata tempat wisata di Bali itu banyak dipenuhi oleh para turis asing. Contohnya Pantai Padang-Padang ini yang banyak didatangi oleh manusia dari berbagai belahan bumi lainnya. Entah itu yang berkulit putih, sawo matang hingga yang berkulit hitam sekalipun semuanya melebur disini.

Bagi saya Pantai Padang-Padang memiliki keunikan tersendiri. Bukan hanya masuknya yang harus melalui lorong, tetapi juga adanya segerombolan monyet yang bisa dijumpai ketika akan melalui lorong. Uniknya lagi, monyet ini  sama sekali tidak takut akan kehadiran manusia. Malahan ada yang menghampiri kami seperti berharap diberi sesuatu.

Selain itu, pantai Padang-Padang ini juga dikelilingi oleh tebing-tebing yang memberi kesan pantai ini tersembunyi. Bongkahan batu-batu besar pun yang berada dibibir pantai semakin membuat pantai ini semakin menarik untuk dinikmati. Dan hal yang tidak kalah menariknya adalah disini kita bisa menyaksikan matahari tenggelam atau bahasa kerennya sunset.

Karena rasanya sudah tidak sabar lagi, kami pun lekas mencari posisi yang pas untuk bersantai sambil menikmati keindahan sore. Berbeda dengan para bule, kami lebih memilih posisi yang berada di pojok dekat tebing. Kata teman yang cewek posisi ini sangat pas. Selain tidak berpanasan, disini kita juga bisa menikmati keindahan Pantai Padang-Padang secara keseluruhan. Hehehe, jujur saja kalau yang ceweknya takut hitam jika berjemur.

Bersantai di Pantai Padang-Padang ketika sore hari merupakan pilihan yang tepat. Apalagi setelah seharian kesana-kesini mengunjungi tempat wisata yang lainnya. Keindahan disini pun, bukan hanya diperoleh dari pantainya saja, tetapi juga cewek-cewek bule dengan pakaian khas pantainya. Hehehe.

Mengunjungi pantai rasanya kurang lengkap jika tidak sekaligus mandi. Apalagi ombaknya yang cukup tenang seolah-olah memanggil kami untuk segera menceburkan diri. Tanpa menunggu lama sebagian dari kami sudah berlarian keair. Byurrr...segarnya air benar-benar membuat kami semakin bersemangat.

Tidak hanya bermain air, kami pun menelusuri bagian Pantai Padang-Padang yang lainnya. Karena ukuran pantainya yang memenag tidak luas, jadi sangat mudah untuk menjangkau setiap sudutnya. Sebuah spot yang cukup menarik, berada diantara bebatu-batuan yang besar menjadi pilihan kami untuk mengabadikan momen. Tanpa disuruh pun kami sudah siap untuk menjepret setiap gambar.

Lagi serunya berfoto, eh malah dihampiri cewek. Mimpi apa ya semalam? Awalnya benar-benar gugup, sampai bingung mau berkata apa. Raut muka pun mungkin terlihat pucat seperti mau ditangkap polisi. Maklum, dia ngajak bicara menggunakan bahasa Inggris yang sebetulnya saya tidak mengerti. Coba menggunakan bahasa Indonesia, udah panjang lebar nih cewek diladenin.

Beruntung punya teman yang bisa bahasa inggris. Jadi semuanya diserahkan sama dia saja. Usut punya usut ternyata mbaknya mau ngajakin saya foto bareng. Didalam pikiran saya bertanya-tanya, yang benar saja mau ngajak saya foto? mungkin ini mimpi? lagian pun wajah saya pas-pasan, tidak ada miripnya dengan artis yang ada di layar kaca. Mungkin bagi mereka wajah saya unik kali ya, gak banyak dipasaran. Hehehe.

Mbaknya mulai menghampiri
Kelihatan gugup ketika diajak foto sama gadis Korea

Biar mbaknya tidak menunggu lama, saya pun segera turun dari atas batu. Embaknya pun langsung menyalami saya. Dan lagi-lagi mbaknya berbicara menggunakan bahasa inggris. Tapi tenang, teman saya yang berada diatas batu siap menerjemahkannya. Kata teman saya, mbaknya bilang kalau dia berasal dari Korea Selatan. Dari awal saya sudah mengira, mbak ini mungkin berasal dari cina, jepang atau Korea. Dan ternyata dugaan saya benar.

Andai saja saya sangat tertarik dengan drama Korea, pasti sedikit banyak saya tahu bahasa Korea. Yang saya tahu hanya kata "saranghae" yang sering disebutkan oleh teman-teman yang cewek. Mungkin mbaknya mau ngajarin saya bahasa Korea. Kalau panggilan mbak dalam bahasa Korea apa ya?

Setelah selesai berfoto, mbaknya menyalami saya kembali. Bahasa asing keluar lagi dari dalam mulutnya. Kali ini saya mengerti maksud yang disampaikan mbaknya. Mbaknya berkata kalau dia mengucapkan terimakasih kepada saya. Saya pun membalas ucapan tersebut dengan anggukan. Setelah itu mbaknya pergi dengan senyuman dan membiarkan saya seorang diri.

Setelah puas menelusuri Pantai Padang-Padang dan diajak foto sama gadis Korea, saatnya untuk kembali kerombongan. Sekarang kami benar-benar menghabiskan waktu untuk bersantai sambil menunggu sunset. Baru setelah itu kami beranjak dari pantai ini.